PLT Angin, untuk Pembangkit Listrik di Indonesia

Pembangkit Listrik Tenaga Angin merupakan salah satu pilihan pembangkit listrik yang tidak memerlukan bahan bakar, sehingga bebas polusi. Di akhir tahun 2007, pembangkitan listrik dengan cara ini di dunia mencapai 94,1 gigawatt. Secara global, dari tahun 2000 hingga 2007 peningkatan energi listrik yang dibangkitkan mencapai lima kali lipat. Jerman, Amerika Serikat, dan Spanyol merupakan tiga negara yang menghasilkan energi listrik terbesar dari PLT Angin di dunia.

Melihat perkembangan seperti ini di dunia, kapankah Indonesia memanfaatkan PLT Angin ini sebagai pembangkit listrik secara massal? Indonesia merupakan negara kepulauan dan pegunungan yang mana memiliki potensi tenaga angin yang besar. Sebagai gambaran, negara Denmark mampu memenuhi 1/5 kebutuhan energi listriknya dengan mengandalkan PLT Angin. Apakah Indonesia bisa? Untuk mencapainya, diperlukan dukungan dari pemerintah, masyarakat, serta orang-orang yang mampu merealisasikan di Indonesia.

PLT Angin di Okinawa, Jepang
Pembangkit listrik tenaga angin di Okinawa, Jepang

Mengenai stabilitas pembangkitan listrik, PLT Angin ini memang masih kurang stabil. Namun bukan berarti kita berputus asa begitu saja. PLT Angin masih dapat didukung dengan membangun banyak pembangkit yang tersebar. Di samping itu, dapat juga memanfaatkan PLT Matahari atau PLT lainnya serta media penyimpan energi listrik. Dengan demikian, ketidakstabilan ini dapat ditangani.

Menurut Anda sendiri, apakah Anda setuju dengan penggunaan PLT Angin di Indonesia?

sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Wind_power

8 Responses to PLT Angin, untuk Pembangkit Listrik di Indonesia

  1. waskita berkata:

    saya pernah ke Denmark sekitar tahun 2000. Kesan saya:
    – di sana angin kenceng banget, memang layak untuk membuat pembangkit listrik tenaga angin.
    – penelitian tentang pembangkit listrik tenaga angin cukup gencar
    – orang sana nggak suka dengan kincir angin. Merusak pemandangan kononnya. jadi salah satu solusinya adalah meletakkan kincir tersebut di daerah sepi, atau di lepas pantai.

  2. baguspewe berkata:

    Oh.. begitu ya Pak..
    terima kasih tambahannya.. 🙂

  3. rita berkata:

    kalau kincir angin di Belanda, itu buat PLT Angin juga ya?

  4. baguspewe berkata:

    Hmm.. kalo dari apa yang saya baca di sini, kincir angin yang di Belanda itu digunakan sebagai Windmill. Sekarang kincir di sana digunakan sebagai obyek wisata.
    Alasan tidak dibangun PLT Angin karena di sana daerahnya terlalu kecil.

  5. Randy berkata:

    Sewaktu terbang di atas Tokyo, saya melihat beberapa kincir angin raksasa..
    diletakkan di daerah pegunungan kalau tdk salah, sebab byk daerah di Jepang yg tdk dihuni…

  6. Randy berkata:

    (daerah pegunungan)

  7. albert rizaldi berkata:

    emm…dulu ada yang pernah ngusulin ini.. tapi ada bapak2 yang kasih balasannya gini..

    Belanda tuh dulu ngejajah indonesia.. dan mereka udah ngembangin pembangkit listrik tenaga angin.. masa pas mereka jajah indonesia gak dibangun? artinya kondisi di indonesia gak mendukung..

    dunno

    btw salam kenal kak.. saya dulu mahasiswa pa eniman yang telat ngumpulin tugas dan ngerjain dari awal lagi ampe akhir…di teknik digital 🙂

  8. baguspewe berkata:

    @albert
    Hoho.. kamu tuh yang ngumpulin tugas itu toh.. :p yaya, saya ingat..

    Salah satu kekurangan dari pembangkit tenaga angin itu daya listrik yang dihasilkan relatif kecil. Mungkin karena itu Belanda ga ngebangun di Indonesia. Jangan karena ga dibangun lalu diambil kesimpulan kondisi Indonesia ga mendukung.

Tinggalkan Balasan ke baguspewe Batalkan balasan